Randai adalah salah satu genre (aliran) seni tradisional Minangkabau yang sangat populer. Ia hidup dan berkembang di seluruh wilayah Sumatera Barat. Randai dikategorikan sebagai seni pertunjukan teater tradisional menggunakan bahasa minang. Randai didukung oleh tiga komponen utama yakni seni gerak, seni musik, dan sastra naratif dengan bentuk pertunjukan pola lingkaran. Randai biasanya digunakan untuk menyampaikan cerita rakyat yang mengandung pesan dan nilai disamping berfungsi sebagai media hiburan. Pertunjukan Randai di Sumatera Barat pada umumnya dilakukan di alam terbuka. Kehidupan budaya masyarakat Minangkabau, dapat tercermin dari pertunjukkan Randai, baik dialog yang diucapkan yang penuh dengan pantun dan syair maupun gerakannya yang berakar dari silat Minang.
Randai is a folk theater tradition of the Minangkabau ethnic group which incorporates music, singing, dance, drama and the Silek or Galuik martial art. Randai is usually performed for traditional ceremonies and festivals. Randai combine story telling with drama, traditional Minangkabau dance, song, music, rhymes, and self defense pencak silat actions. Most intriguing of Randai is that it is always done in a circle, which, according to local wisdom is the symbol of unity, the unbroken link of Minangkabau society with all its traditions and based on Islamic learnings from the Holy Quran. Randai performers remain in a circle, starting with slowly moving their feet while recounting the story alternately in groups. Although Randai is meant as folk entertainment, the dance contains moral messages and advice. It is usually performed in an open air stage